"A chair is still a chair, even when there's no one sitting there...
But a chair is not a house, and a house is not a home...
when there's no one there to hold you tight,
and no one there you can kiss goodnight...
A room is still a room even when there's nothing there but gloom...
But a room is not a house, and a house is not a home...
when teher's two of us are far apart and one of us has a broken heart...
Now and then I call your name and suddenly your face appears...
But it's just a crazy game when it ends, it ends in tears...
Darling, have a heart, don't let one mistake keep us apart...
I'm not meant to live alone, turn this house into a home...
So, when i climb the stair and turn the key please be there, still in love with me..."
Senin, 29 Maret 2010
Minggu, 28 Maret 2010
• Foto suasana "EARTH HOUR" di seluruh dunia

Earth Hour adalah sebuah kegiatan global yang diadakan oleh WWF (World Wide Fund for Nature, juga dikenal sebagai World Wildlife Fund) dan diadakan pada Sabtu terakhir bulan Maret setiap tahunnya, meminta rumah dan perkantoran memadamkan lampu dan peralatan listrik yang tidak perlu selama satu jam untuk meningkatkan kesadaran atas perlunya tindakan terhadap perubahan iklim. Earth Hour dicetuskan oleh WWF dan The Sydney Morning Herald tahun 2007, ketika 2.2 juga penduduk Sydney berpartisipasi dengan memadamkan semua lampu yang tidak perlu. Setelah Sydney, banyak kota-kota lain di seluruh dunia ikut berpartisipasi pada tahun 2008.

JAKARTA (Antara): WWF menyatakan lebih dari 4000 kota di 125 negara akan berpartisipasi dalam aksi global mematikan lampu selama 1 jam untuk Earth Hour sebagai aksi bersama kurangi laju perubahan iklim pada malam hari ini.
Penggagas dan Direktur Eksekutif Earth Hour WWF, Andy Ridley dalam siaran pers WWF yang diterima hari ini, mengatakan Earth Hour 2010 ini berkembang dengan partisipasi yang lebih banyak dari seluruh penjuru dunia.
Pada Earth Hour 2009, tercatat hanya 88 negara yang terlibat dan sekarang menjadi 125 negara, dan lebih dari 4.000 kota di mana 1.200 kota telah berpartisipasi pada Earth Hour 2009.
"Ketika Earth Hour dimulai di Sydney pada 2007, kami tidak pernah bermimpi akan berkembang sepert ini," kata Andy.
Dari Rio de Janeiro hingga perbukitan Los Angeles, 56 ibukota negara dan 8 dari 10 kota metropolitan paling padat di dunia, akan bergabung dalam momen perayaan sekaligus kontemplasi dengan melakukan satu hal kecil yang lintas batas, lintas generasi, dan lintas kepentingan.
"Umat manusia di dunia tahu sekarang saatnya untuk bertindak, planet ini tidak bisa menunggu," katanya. Earth Hour 2010 telah dimulai beberapa jam yang lalu di Samoa dan pulai kecil Chatham dengan 600 orang telah bergabung dengan tujuh kota megapolitan dunia yaitu Shanghai, Mumbai, Beijing, Sao Paulo, Seoul, Moskow dan New Delhi.
"Earth Hour menyediakan sebuah gerakan global dari jutaan manusia untuk menyuarakan perhatian mereka pada efek berbahaya dari perubahan iklim," kata Dirut WWF James Leape.
Di Indonesia, pelaksanaan Earth Hour 2010 akan dipusatkan di Monas, Jakarta, menghadap ke Taman Air Mancur Pesona Monas dipimpin langsung oleh Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Prijanto sebagai tuan rumah aksi EARTH HOUR Jakarta.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunjukkan komitmennya yang kedua kali setelah partisipasi tahun 2009 dengan mematikan lima ikon Jakarta, yang sekaligus juga menjadi ikon nasional, yaitu Bundaran Hotel Indonesia dan air mancurnya, Monas dan Air Mancur Pesona Monas, Gedung Balai Kota dan gedung-gedung pemerintahan, Patung Pemuda, dan Air mancur Arjuna Wiwaha.
WWF-Indonesia mencatat hingga 27 Maret 2010 malam, lebih dari 170 gedung di sepanjang Sudirman, Thamrin, Kuningan, Gatot Subroto telah memberikan konfirmasi kepada WWF-Indonesia dan jumlah tersebut akan terus bertambah, termasuk di antaranya jaringan hotel dan cafe.
Selain itu, lebih dari 200 ribu masyarakat telah menyatakan komitmen partisipasi EARTH HOUR Indonesia secara online hanya di situs jejaring sosial facebook.
Sementara itu, Kota-kota ternama di dunia yang berpartisipasi dalam Earth Hour 2010, diantaranya Beijing, London, New York, Paris, Moskow, Tokyo, Roma, Kairo, Washington DC, Rio de Janeiro, Dubai, Mexico City, Sidney, Delhi, Singapura, Kopenhagen, Manila, Istanbul, Jakarta, Bangkok, Los Angeles, Hong Kong, Buenos Aires, Cape Town dan Davis Station, Antartika, Kutub Selatan Patung Piramid dan Sphinx di Giza, simbol paling kuat dari aksi persatuan, menjadi yang terdepan dari daftar 1274 hasil karya adiluhung manusia dan keajaiban alam akan mematikan lampunya untuk perayaan Earth Hour di seluruh dunia.
Ikon dunia lainnya yang berpartisipasi pada Earth Hour 2010 yaitu Kota Terlarang di Beijing. Menara Eiffel dan Arc de Triomphe di Prancis, Empire State Building di New York, Istana Buckingham dan Big Ben di London, Brandenburg Gate di Berlin, Acropolis di Athena, Air Mancur Trevi dan Coliseum di Roma, Air terjun Victoria di Zimbabwe, Tugu Peringatan Perdamaian Hiroshima di Jepang.
Juga Jembatan Golden Gate di San Francisco, Jembatan Sydney Harbour dan Gedung Opera, Las Vegas Strip (The Strip), India Gate d Red Fort di Delhi, Istana Edinburgh, CN Tower in Toronto, Burj Khalifa di Dubai (gedung tertinggi di dunia), Stadion Millennium di Cardiff, Jembatan Bosphorous di Istanbul, Christ the Redeemer di Rio de Janeiro, Table Mountain di Cape Town, London Eye, Stadion Bird Nest di Beijing, Menara Kuwait, Patung Merlion di Singapura, Independence Angel di kota Meksiko, Air Terjun Niagara Falls di Amerika, Tapei 101, Katedral St Paul di London, Menara Sears di Chicago dan Istana Grand di Bangkok.(fh)
berikut adalah foto-foto suasana earth hour dari
seluruh belahan dunia :
Australia



Belarus

China


England

India


Indonesia



Italy

Japan


Roumania

Singapore


Spain

Thailand


USA

Greece

sumber : kaskus.us
Sabtu, 27 Maret 2010
• Kisah cinta seorang anak terbuang
Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki,
wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku,
memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini
memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain
saja.
Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya
membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun
melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya
menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga
Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan
membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.
Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa
stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu
melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu
menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun, Sam meninggal
dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi
semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya
mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya
pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang
sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya
tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar
hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak
kejadian itu.
Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia
Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat
buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah
sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah
berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah
perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi
yang mengingatnya.
Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti
sebuah film yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari
betapa jahatnya perbuatan saya dulu.tiba-tiba bayangan Eric melintas
kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric. Sore
itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad
dengan pandangan heran menatap saya dari samping. “Mary, apa yang
sebenarnya terjadi?”
“Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal
yang telah saya lakukan dulu.” aku menceritakannya juga dengan
terisak-isak. Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah
memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis
saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang.
Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari
hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya
tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric.. Eric…
Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada
sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya
mengamatinya dengan seksama… Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali
potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan
Eric sehari-harinya. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap
sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor.
Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala
ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.
“Heii…! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!”
Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, “Ibu, apa ibu kenal
dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?”
Ia menjawab, “Kalau kamu ibunya, kamu sungguh tega, Tahukah kamu, 10
tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus
menunggu ibunya dan memanggil, ‘Mommy…, mommy!’ Karena tidak tega,
saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya.
Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah,
namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan
yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis
setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu…”
Saya pun membaca tulisan di kertas itu…
“Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi…? Mommy marah sama
Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji
kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom…”
Saya menjerit histeris membaca surat itu. “Bu, tolong katakan…
katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang!
Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!”
Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.
“Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric
telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya
sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan
di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut
apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya
ada di dalam sana… Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari
belakang gubuk ini… Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang
lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana.”
wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku,
memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini
memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain
saja.
Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya
membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun
melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya
menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga
Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan
membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.
Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa
stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu
melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu
menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun, Sam meninggal
dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi
semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya
mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya
pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang
sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya
tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar
hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak
kejadian itu.
Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia
Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat
buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah
sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah
berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah
perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi
yang mengingatnya.
Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti
sebuah film yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari
betapa jahatnya perbuatan saya dulu.tiba-tiba bayangan Eric melintas
kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric. Sore
itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad
dengan pandangan heran menatap saya dari samping. “Mary, apa yang
sebenarnya terjadi?”
“Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal
yang telah saya lakukan dulu.” aku menceritakannya juga dengan
terisak-isak. Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah
memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis
saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang.
Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari
hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya
tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric.. Eric…
Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada
sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya
mengamatinya dengan seksama… Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali
potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan
Eric sehari-harinya. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap
sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor.
Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala
ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.
“Heii…! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!”
Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, “Ibu, apa ibu kenal
dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?”
Ia menjawab, “Kalau kamu ibunya, kamu sungguh tega, Tahukah kamu, 10
tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus
menunggu ibunya dan memanggil, ‘Mommy…, mommy!’ Karena tidak tega,
saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya.
Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah,
namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan
yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis
setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu…”
Saya pun membaca tulisan di kertas itu…
“Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi…? Mommy marah sama
Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji
kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom…”
Saya menjerit histeris membaca surat itu. “Bu, tolong katakan…
katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang!
Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!”
Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.
“Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric
telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya
sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan
di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut
apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya
ada di dalam sana… Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari
belakang gubuk ini… Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang
lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana.”
Kamis, 25 Maret 2010
• Grammy Award 2010 Red Carpet
Langganan:
Postingan (Atom)