Aku begitu merasa lega selepas dia pulang. Atmosfir ketegangan yang tadinya terasa begitu kuat di kamarku, hilang sedikit demi sedikit. Ku tarik nafas sambil menggelengkan kepala. Tuhan, haruskah terjadfi pertengkaran ini? Maksudku, ya, kadang kala pertengkaran memang sulit dihindari. Tapi aku belum pernah mendengar dia membentakku sebegitu lantangnya seperti tadi. Dan kemudian beranjak pergi tanpa mengucapkan kata apapun selain meminta izin untuk pulang.
Kurebahkan badanku di tempat tidur. Ku renggangkan badanku yang terasa begitu pegal akibat duduk terlalu lama. Disaat seperti ini, kasur adalah tempat yang sangat nyaman untuk melepas segala penatku.
Sesaat aku terdiam. Menikmati heningnya suasana kamar. Aku lebih suka begini. Hening dan sepi. Yang ada hanyalah suara kendaraan yang lalu lalang dijalan, yang bisa terdengar dari dalam kamarku.
Ketika hampir tenggelam dalam kesunyian, dan mataku sayup sayup perlahan menutup, ponselku berbunyi. Sontak, aku terkaget mendengar suaranya. Mataku yang hampir terpejam pun kembali terbuka.
Lampu LED di ponselku berkedip, pertanda ada message masuk di Blackberry ku. Ku raih ponselku yang berwarna merah marun itu dan memeriksa, pesan apa yang masuk di ponsel yang dilabeli dengan kalimat "milik sejuta umat" ini.
Ada 7 pesan masuk di Blackberry Messengerku. Pasti kebanyakan adalah Broadcast Message. Benar saja dugaanku, 4 diantaranya adalah Broadcast Message dari teman - teman kuliahku. Jariku langsung menekan opsi end chat tanpa tertarik untuk kubaca terlebih dahulu.
Sebenarnya aku tidak begitu mempermasalahkan kontak yang suka mengirim Broadcast Message, atau apa yang orang singkat dengan sebutan 'BM'. Hanya saja, aku tidak tertarik untuk membuka isinya, atau bahkan membacanya.
3 pesan lainnya berasal dari sahabatku. Anindhya Bonita Tribuana, Eric Novianto Setiawan dan Erna Waluyo. Nama mereka muncul di layar secara berurutan. Isi pesan mereka yang terlihat dari layar ponselku hanyalah sekedar memanggil. "Gi..."
Entahlah, rasanya aku begitu malas membalas pesan mereka untuk sekarang. Aku sedang tidak mood. Pikiranku terlalu lelah untuk menanggapi obrolan dari Eric atau bercanda hal - hal yang konyol dengan Erna, pun membicarakan musik seperti biasanya bersama Bonita.
Kalau dipaksakan membalas juga percuma, yang ada omonganku akan jadi tidak nyambung. Pikiranku sedang tidak sinkron. Jadi lebih baik ku abaikkan saja pesan dari mereka, tanpa ku buka isi BBM nya.
Pikiranku langsung tertuju lagi pada pacarku. Aku iseng membuka kontaknya di daftar kontak BBM ku. Percakapanku terakhir dengannya sekitar jam 5 sore tadi, sebelum kami memutuskan untuk bertemu hari ini.
Ku buka foto yang menjadi display picture BBM nya. Dia memasang foto berdua dengan sahabat terdekatnya, Merry. Ekspresi muka mereka konyol sekali di foto ini. Aku tertawa kecil melihatnya. Foto ini menyadarkanku sejenak. Aku sampai lupa, betapa dia memiliki selera humor yang tinggi dan menyenangkan ketika sedang bersamaku. Baik dengan cerita - cerita lucu yang dialaminya ketika bersama teman - temannya sesama Pramugara, atau bahkan dengan menunjukkan ekpresi mukanya yang konyol. Tapi tetap saja, mata julingnya adalah salah satu favoritku yang selalu bisa membuatku tertawa terbahak - bahak.
30 menit sudah lamanya sejak dia pulang dari tempatku, namun belum juga memberi kabar sama sekali. Sambil menunggu kabarnya, aku membuka aplikasi Twitter. Boleh dibilang, aku mempunyai adiksi pada applikasi yang berlambangkan burung biru ini. Hanya mini-blog inilah yang membuatku bisa menghilangkan rasa jenuh dikala aku sedang bosan.
Ku mulai membaca timeline satu persatu. Tweet hari ini beragam seperti biasanya. Ada yang memamerkan kemesraan dengan pacarnya, ada yang galau karena baru putus, bahkan ada yang sedang melaksanakan pencitraan dengan menulis kata kata bjiak.
Kebetulan Eric sedang online di Twitter. Tweet nya menunjukkan kalau dia sedang berada di rumah Erna. Pantas saja dia memanggilku di BBM. Nampaknya dia ingin supaya aku menyusulnya, berhubung jarak antara rumah Erna dan tempatku tidak terlalu jauh.
Sedangkan kubaca tweet dari Bonita, ternyata dia baru selesai menyanyi di daerah Kemang. Kutebak, tadinya dia pasti ingin menyuruhku pergi ke Kemang untuk menontonnya bernyanyi.
Ku biarkan jariku menari di atas keypad, menekan tombol ke atas, membaca tweet - tweet baru dari teman kuliah atau kolega yang sedang online. Sesekali tersenyum membaca tweet humor para selebtwit, ataupun tweet konyol dari beberapa temanku. Sampai pada akhirnya aku membaca 'quotes' di salah satu akun anonim yang aku follow.
"Being in a relationship is not easy at all. You have to put in a lot of hardwork, patience, trust, loyalty and the hardest is putting in your heart..."
Aku berhenti beberapa saat di kolom tweet tersebut. Kata - katanya begitu menohok. Persis sekali dengan apa yang aku alami saat ini.
Selang beberapa saat kemudian, ponselku bergetar, disertai dengan bunyi pesan masuk. Ada satu notifikasi BBM muncul di layar. Kali ini berasal pacarku.
"Yank, aku sudah sampai.." Tulisnya.
Dengan memberikan emoticon senyum di baris kedua.
"Tumben yank, sampainya cepet. Emang tadi enggak macet?" Balasku.
Jarak tempuh kostan ku di Slippi, dengan Apartment nya di Tanggerang terbilang cukup jauh. Lamanya bisa memakan waktu 1 jam perjalanan. Maka dari itu, aku sedikit heran dia bisa sampai lebih cepat dari biasanya.
"Enggak macet.." Jawabnya singkat.
Aku bisa menangkap perasaan jengkel dari dirinya yang masih tersisa dari pertengkaran tadi. Karena tidak biasanya juga dia membalas pesanku dengan kata - kata singkat seperti sekarang. Biasanya dia bertanya balik atau ada feed back darinya yang membuat percakapan terus berjalan.
"Ya sudah, kamu istirahat gih sana. Sudah jam setengah sebelas. Besok kan kamu ada flight." Tulisku.
Dia tidak menjawab apapun. Ku menunggu 2 menit, 3 menit, bahkan sampai 10 menit, tidak ada tanggapan sama sekali. Pesanku tidak dijawabnya. Apakah dia masih kesal dengan apa yang terjadi barusan sampai BBM ku tidak dibalasnya?
"Yank?" Aku mencoba memanggilnya lagi.
"PING!!!" Panggilku.
"PING!!!" Panggilku.
Tak lama kemudian, muncul kalimat "is writing message" di kolom statusnya.
"Aku baru selesai cuci muka dan ganti baju. Sekarang mau tidur. Kamu jangan tidur terlalu malam ya.." Pesannya.
Aku tersenyum. Lega rasanya akhirnya dia membalas BBM ku. Aku membalasnya dengan emoticon peluk. Dan dia memberi emoticon jempol ke atas, menutup pembicaraan kami di BBM.
Ku letakkan ponselku di samping tempat tidur. Rasa kantuk kembali menghampiri. Tapi, entah kenapa mata ini tidak mau menutup. Padahal badanku sudah merasa letih. Apalagi emosiku terkuras habis hari ini. Tapi ada sesuatu yang mengganjal di hatiku, yang membuatku merasa tidak tenang untuk pergi tidur begitu saja.
Waktu sudah menunjukkan pukul 23.20. Sudah mau pergantian hari. Ayolah, aku mau tidur! Aku tidak mau tidur terlalu malam dan menjadikan itu suatu kebiasaan. Aku kapok terkena insomnia, dimana jam tidurku dan saat - saat aku menjalani aktivitas menjadi terbalik. Siang menjadi malam dan malam menjadi pagi.
Ku raih lagi ponselku. Mencoba melakukan apa yang bisa kulakukan dengan smart phone ini. Entahlah, mungkin aku akan mencoba mendengarkan lagu sampai aku tertidur. Biasanya itu berhasil memicu rasa kantukku untuk muncul.
Tapi sebelum mendengarkan lagu, aku iseng memeriksa isi recent updates di BBM. Ya, hal ini menjadi salah satu penghilang jenuhku juga sebenarnya. Membaca status atau melihat display picture BBM teman kuliah, sahabat, atau bahkan mantan - mantanku sendiri.
Cursorku berhenti di salah satu kontak teman kuliahku, Swastika. Nampaknya dia sedang berbahagia hari ini. Bagaimana tidak, dia sedang merayakan hari jadinya bersama pacar yang sudah dipacarinya selama hampir satu setengah tahun, Iwan.
Aku tersenyum. Turut berbahagia karena dia dan Iwan bisa bertahan dan langgeng sampai sekarang. Mereka berdua nampak terlihat mesra sekali di foto yang dipajang sebagai Display Picture BBM Swastika. Hari ini tanggal 11. Tanggal yang mudah diingat bagi mereka berdua untuk merayakan hari jadi, pikirku.
Sebentar... Hari jadi? Tanggal 11? Tunggu dulu! Hari ini tanggal 11, berarti besok tanggal 12. Dan tanggal 12 adalah... HARI JADIKU..!!! Astaga, Tuhan...
Ku lihat jam di layar handphoneku, sudah menunjukkan angka 23:48. aku lupa kalau beberapa menit lagi adalah bulan jadiku yang kelima dengannya. Begitu bodohnya aku sampai bisa lupa hari penting antara aku dan pacarku. Pantas saja dari tadi seperti ada yang mengganjal dipikiranku sehingga aku tidak bisa tidur!
Jam 23 : 48. Masih ada beberapa menit lagi yang tersisa sampai pergantian hari. Buru buru aku membuka applikasi notes. Aku ingin menuangkan apa yang ada di dalam pikiranku, dan menyusun kata - kata yang bagus untuk ucapan selamat merayakan hari jadi. Kata - kata itu aku simpan di notes, dan akan aku kirim ke dia lewat BBM.
Pikiranku sedang penuh saat ini. Mudah bagiku menuangkan segala ide yang ada di kepala melalui bentuk tulisan. Ku coba merangkai kalimat yang baik, santun dan enak untuk dibaca. Setelah berkali - kali menulis, menghapus, dan menulis lagi, terciptalah satu nota yang berisikan tentang perasaanku, isi hatiku, sekaligus permintaan maafku kepadanya atas kejadian yang terjadi hari ini.
Beginilah isi nota yang kutulis :
===========================================================
"Dear Chandra...
Its been 4 months since we've met, go out, dating and embrace this relationship... We've been through a lot of things and at the moment, I feel so lucky to have you here, by my side. Holding your hands among the crowd, like we didn't care if people were looking at us.. And watching you fall asleep when the night comes, I do enjoy every single moment when I'm with you...
There's a time, when we fought hard. When small things could be a war. When everything is going insane and i couldn't handle my ego. And when we're unable to settle things.
I do realize, there's a big difference between you and me. And we couldn't change the things that we should.
Therefore, I'm sorry. I apologize for everything I've done. For hurting you, yelling at you countless times, and for all the words that came out of my mouth that you don't deserve to hear. And for all of my mistakes that broke your heart.
Its just,... This is the way I am. Yes, I could not control my emotion and anger at once. I couldn't act nice either. But I know, I have my responsibilities as your boyfriend. And every little thing that I did, it's only to keep you safe... To make us grown and step to the next level. To make everything right when it seems wrong. To take care of you. To be with you, whenever you feel lonely. And literally, everything that I did, I did it to make you happy..."
Happy 5 Months Anniversary my dear. I love you, and always will. And I wish you the best, within my heart.
Much love,
Me. :)"
Mengobrol dengannya merupakan penghilang jenuhku yang paling ampuh. Dari membicarakan pekerjaannya sebagai Pramugara, berbagi pengalaman, berbicara mengenai kuliah dan sahabat - sahabatku, membicarakan keindahan pulau Dewata yang merupakan kampung halamannya, bahkan rencana kami untuk mengunjungi kedua orangtuanya di pulau Bali, dan banyak hal lainnya dari yang penting sampai tidak penting untuk dibahas.
Tak hanya wawasannya yang luas, selera humor nya pun tinggi. Tak jarang, aku selalu tertawa oleh tingkah lakunya yang konyol. Terutama ketika dia menjulingkan kedua matanya dengan sengaja di hadapanku. Bagiku, ekspresinya itu tak dapat terbeli oleh apapun. Ketidaksempurnaannya yang justru melengkapi dan menyempurnakan hidupku...
Dia yang selalu menemani hari hariku beberapa bulan belakangan ini, yang menjadi teman sekaligus sahabat yang baik, yang selalu ada ketika aku butuh, yang selalu tertawa cengengesan ketika aku marahi, yang selalu kupeluk ketika aku merasa kesepian, yang selalu menjadi pendengar yang setia di saat aku butuh teman untuk berbicara, yang tidak pernah bosan menasehatiku untuk tidak tidur terlalu larut malam, dan selalu mengingatkanku untuk meninggalkan semua kebiasaan burukku.
Dan día yang saat ini mungkin sedang tertidur pulas, dengan mulut terbuka dan sedikit dengkuran halus yang keluar dari tenggorokannya. Bahkan acap kali mengigau dan berbicara akan hal yang tidak jelas.
*** *** ***
0 komentar:
Posting Komentar